Kamis, Juli 19

The first drizzle night in July



Malam ini jalanan lengang tak seperti biasanya. Biasanya jalalanan masih penuh lalu-lalang orang-orang yang baru saja selesai berpeluh. Oh aku mengerti, ini gerimis malam yang pertama di bulan Juli. Orang-orang enggan keluar dari selimut yang menemaninya beberapa hari belakangan ini, bahkan kunang-kunangpun kan bersembunyi bersama-sama di balik dedaunan itu. Kota ini memang dingin di Juli ini, namun ia tak juga kunjung menemukan selimut yang dapat melindungi seluruh penduduknya. Lampu jalanan yang ku lewatipun mulai berpendar dan membias karna gerimis tipis ini, cahayanya kuning menenangkan, cahaya yang menjadi ciri khas kota ini. Roda terus berputar di dinginnya aspal hitam, terpaan gerimis semakin terasa seiring lajunya roda-roda ini. Semakin cepat roda itu berputar semakin terasa gerimis tipis ini-yang kemudian merasuk kebalik jaketku. Diri ini terdiam nanar seolah kekecewaan yang tlah hilang tiba-tiba muncul dan kian lama kian jelas. Pintu pencapaian pelan-pelan bergeser seperti rapatnya toko-toko kelontong yang telah lama ditutup oleh pemiliknya karna tlah larutnya malam. Pikiran dan hati ini bekerja tak henti untuk mencari hikmah-hikmah dibalik semua ini. Dan aku percaya bahwa tak ada yang sia-sia di dunia ini, selalu ada



hikmah dibalik sebuah peristiwa. Semua ada agar manusia menjadi lebih, lebih, dan lebih baik dari sebelumnya. Meningkat dari beberapa tingkatan ke tingkat yang paling klimaks, dan tak hentinya untuk belajar. Aku percaya itu.



"sampai nanti ketika hujan tak lagi meneteskan duka, meretas luka, sampai hujan memulihkan luka"-ERK-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Boleh komentar apa aja kok :)