Rabu, Januari 2

ngerti. paham.

Dibalik tawa riang ada sedih yang terngiang. Dibalik sebuah kulum senyum ada banyak kata yang belum terangkum. Ketakutan yang dikhawatirkan kini menguak, meruap seperti asap yang aku tau apinya. Aku sendiri. Kebiaasaan buruk yang tak kunjung hilang. Terbiasa mencoba, terjun langsung, dan merasakan apa yang ingin dirasakan. Tak merasa puas dengan hanya mendengar cerita, melihatnya dari jauh dan hanya membicarakannya saja. Ya, harus mencobanya--merasakannya, tak akan percaya dan mengerti bila kau belum terjun kedalamnya. Memang sungguh mengecewakan terdengarnya ketika kau sudah merasakan dan mencobanya, lalu ingin menghilang. Jauh dan ingin kembali lagi entah kapan. Ketika dihadapkan dengan pilihan-pilahan sulit, kemudian menyesali. Tanya, sulit mengerti--sulit pahami. 

Aku tak percaya orang-orang diluar sana yang
belum pernah sakit hati kemudian ia mengatakan "iya aku mengerti perasaanmu" kepada si psakit hati. haha Tidak, yang belum pernah sakit hati tak akan mengerti bagaimana perasaan si psakit hati. Hanya sebuah empati, seolah-olah ia merasaknnya. Tidak akan pernah mengerti. Seperti lainnya, kau tak akan mengerti rasanya senang jika kau belum pernah senang. Kau tidak akan pernah mengerti perasaan sorang kakak jika kau belum pernah merasakan menjadi kakak, begitu juga dengan adik. Kau tidak akan mengerti perasaan adik jika kau belum pernah menjadi adik. dan perumpamaan yang terburuk sekali, kalu tak  akan mengerti perasaan seorang pencuri bila kau belum pernah mencuri. Skali lagi itu ter-bu-ruk. Berbeda lagi dengan suatu hal yang kau sudah tau jelas akibatnya seperti rokok, narkoba dan miras. Kita tak usah membicarakan hal ini, tentu sudah mengerti maksudku. Dalam hal ini tak perlu menjadi aku.

Sebuah kata "iya aku mengerti" "iya aku paham" terkadang melegakan. Memberi ketenangan dan ingini sebuah solusi. Kemudian? Dihadapkan dengan banyak hal dan terpaan angin kencang bisa membuatmu rapuh. Keraguan-keraguan sejak dahulu memang seharusnya tak dituruti. Langkah ini harusnya memang berhenti.  Keegoisan-keegoisan dapat mengikis dirimu ini. Semacam tak tau diri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Boleh komentar apa aja kok :)